Pengertian
Setiap murid memiliki perbedaan mulai
dari latar belakang, minat, kecepatan belajar, dan cara berpikir. Dengan
adanya perbedaan tersebut maka guru perlu memahami bahwa kebutuhan belajar
setiap anak juga berbeda. Hal ini tentu saja membuat guru harus proaktif
untuk merencanakan berbagai cara atau teknik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah pendekatan yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah
serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang
berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut terkait dengan kurikulum, respon guru terhadap kebutuhan belajar
muridnya, usaha guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang ‘mengundang’
murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi,
manajemen kelas yang efektif dan penilaian berkelanjutan.
Penerapan
Pembelajaran Berdiferensiasi
Praktik pembelajaran
berdiferensiasi dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar dengan
lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan
belajar murid-muridnya. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan
bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak
berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Kesiapan belajar (readiness) murid
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas
untuk mempelajari materi baru. Tujuan memetakan kesiapan belajar murid untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga
dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette
& Ramsook, 2013: 29)
2. Minat murid
Minat merupakan
suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi
atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang
berbasis minat, diantaranya adalah membantu murid menyadari bahwa ada
kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar, mendemonstrasikan
keterhubungan antar semua pembelajaran, menggunakan keterampilan atau ide yang
dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan
yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan meningkatkan motivasi murid
untuk belajar.
3. Profil
belajar murid
Profil belajar mengacu pada cara-cara bagaimana
kita sebagai individu paling baik belajar dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Profil
belajar terkait gaya berpikir, kecerdasan,
budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha menggunakan
kombinasi gaya mengajar.
Berdasarkan
pemetaan kebutuhan belajar tersebut, guru dapat menentukan strategi yang
dibutuhkan dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi. Beberapa strategi
diferensiasi yang bisa kita lakukan yaitu :
1. Diferensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid
kita. Diferensiasi konten dibedakan atas tingkat kesiapan belajar murid, minat, dan profil belajar murid.
2. Diferensiasi proses
Proses adalah bagaimana murid akan memahami memaknai
apa informasi atau materi yang akan dipelajari. Diferensiasi proses dapat
dilakukan dengan kegiatan berjenjang, menyediakan pertanyaan pemandu, membuat
agenda individual, memvariasikan lamanya pengumpulan tugas, mengembangkan
kegiatan bervariasi yang menggunakan berbagai metode gaya belajar, menggunakan
pengelompokkan yang fleksibel.
3. Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja murid
yang akan ditunjukkan kepada guru dalam berbentuk karangan, tulisan, hasil tes,
pertunjukkan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dsb. Produk harus mencerminkan
pemahaman murid dan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Diferensiasi produk
harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid.
Sebuah kelas yang berdiferensiasi haruslah didukung komunitas belajar, dimana guru memimpin murid muridnya untuk mengembangkan sikap, kepercayaan, dan praktek-praktek yang mengembangkan komunitas belajar. Komunitas belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi nampak pada iklim kelas yang mendukung, setiap orang dalam kelas saling menghargai, murid merasa aman dan nyaman, ada harapan pertumbuhan siswa secara optimal, setiap kebutuhan siswa terpenuhi, dan adanya kolaborasi antar guru dan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar