Sabtu, 04 Maret 2023

REFLEKSI PEMBELAJARAN ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 2.1. MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pengertian

Setiap murid memiliki perbedaan mulai dari latar belakang, minat, kecepatan belajar, dan cara berpikir. Dengan adanya perbedaan tersebut maka guru perlu memahami bahwa kebutuhan belajar setiap anak juga berbeda. Hal ini tentu saja membuat guru harus proaktif untuk merencanakan berbagai cara atau teknik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah pendekatan yang dapat memenuhi kebutuhan  tersebut. 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut terkait dengan kurikulum, respon guru terhadap kebutuhan belajar muridnya, usaha guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang ‘mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi, manajemen kelas yang efektif dan penilaian berkelanjutan. 

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi

Praktik pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:

1. Kesiapan belajar (readiness) murid

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Tujuan memetakan kesiapan belajar murid untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013: 29)

2.  Minat murid

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar, mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran, menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

3.  Profil belajar murid

Profil belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Profil belajar terkait gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha menggunakan kombinasi gaya mengajar.

Berdasarkan pemetaan kebutuhan belajar tersebut, guru dapat menentukan strategi yang dibutuhkan dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi. Beberapa strategi diferensiasi yang bisa kita lakukan yaitu :

  1.  Diferensiasi konten

Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid kita. Diferensiasi konten dibedakan atas tingkat kesiapan belajar murid, minat, dan profil belajar murid.

2.  Diferensiasi proses

Proses adalah bagaimana murid akan memahami memaknai apa informasi atau materi yang akan dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan kegiatan berjenjang, menyediakan pertanyaan pemandu, membuat agenda individual, memvariasikan lamanya pengumpulan tugas, mengembangkan kegiatan bervariasi yang menggunakan berbagai metode gaya belajar, menggunakan pengelompokkan yang fleksibel.

3.  Diferensiasi produk

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja murid yang akan ditunjukkan kepada guru dalam berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukkan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dsb. Produk harus mencerminkan pemahaman murid dan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Diferensiasi produk harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid.

 

Sebuah kelas yang berdiferensiasi haruslah didukung komunitas belajar, dimana guru memimpin murid muridnya untuk mengembangkan sikap, kepercayaan, dan praktek-praktek yang mengembangkan komunitas belajar. Komunitas belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi nampak pada iklim kelas yang mendukung, setiap orang dalam kelas saling menghargai, murid merasa aman dan nyaman, ada harapan pertumbuhan siswa secara optimal, setiap kebutuhan siswa terpenuhi, dan adanya kolaborasi antar guru dan siswa.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COBA

 aku suka