Sabtu, 19 November 2022

REFLEKSI PEMBELAJARAN ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.1. REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL KI HADJAR DEWANTARA


REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL KI HADJAR DEWANTARA

Pendidikan di Indonesia pada zaman penjajahan awalnya hanya untuk mengenal baca dan tulis. Kemudian berubah menjadi pendidikan untuk bagian kepegawaian yang bertujuan untuk admistrasi perkantoran. Pada zaman ini juga adanya pendidikan untuk perdagangan. Sehingga oleh Ki Hajar Dewantara Pendidikan beralih fungsi bagi siapa saja dengan didirikannya sekolah Taman Siswa. 

Dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara terdapat kata tiga semboyan yaitu; Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Ki hajar Dewantara berpendapat bahwa anak mendapat pendidikan dan pengajaran harus selalu tetap bahagia. Karena beliau percaya bahwa anak memiliki kemampuan atau potensi yang harus di kembangkan. Dalam pengembangan potensi inilah anak harus di tuntun. Ibarat kertas kosong sebagai manusia dewasa kita tidak boleh sesuka hati untuk menggambarkan keinginan kita pada anak. 

Sebagai seorang pendidik dalam penerapan Ing Ngarso Sung Tulodho guru sebagai teladan yang memberikan contoh. Salah satu contohnya adalah sikap dan perilaku yang diberikan guru terhadap anak didik dalam menyampaikan pembelajaran. Konsep Ing Madya Mangun Karso yakni guru berada di tengah memberikan semangat kepada siswanya. Selain itu juga guru mengetahui kelemahan siswa dalam pembelajaran yang di hadapinya. Tut Wuri Handayani berarti guru berada di belakang yang mendorong dan memberikan motivasi kepada siswa agar mencapai tujuan hidupnya. 

Dengan demikian  pendidikan dan pengajaran harus sejalan. Ibarat seorang petani yang menanam benih maka ia juga harus merawat benih tersebut dengan kasih sayang. Perhatian dengan melihat kondisi air, tanah dan nutrisi yang di perlukan oleh benih, membuat benih tersebut tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Begitupun juga Pendidikan, harus berhamba kepada anak. Artinya kita sebagai pendidik mengetahui apa yang menjadi minat dan bakat anak didik tanpa memaksakan kehendak kita. Kita memfasilitasi anak untuk mencapai pembelajaran yang bahagia. Tentu saja itu tidak mudah, maka harus diperlukan kesabaran. 

Pendidikan dan pengajaran juga tak lupa dihubungkan dengan sosiokultural. Hal ini penting karena bangsa Indonesia memiliki warisan budaya beraneka ragam. Warisan budaya ini mencerminkan sifat Bhineka Tunggal Ika  dimana kita harus menghormati setiap perbedaan yang ada. Salah satu penerapan sosiokultural budaya adalah dengan mengenalkan anak terhadap budaya daerah tempat tinggalnya. Pembelajaran kebudayaan yang dimasukkan dalam mata pelajaran dapat menuntun siswa untuk menggali warisan budaya. 

Selain itu anak juga harus dididik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam yang dicapainya sudah ada sejak pembelajaran dari rumah yakni di dalam keluarga. Rasa kasih sayang di keluarga juga merupakan pembelajaran bagi anak. Namun anak juga harus disesuaikan pembelajarannya dengan zaman abad 21. Pengenalan teknologi kepada anak juga diperlukan agar anak tidak salah dalam pemakaian teknologi. Artinya anak tidak dikuasai oleh teknologi namun anaklah yang mampu menguasai teknologi. Oleh karena itu pembelajaran di kelas juga sebaiknya menggunakan dan mengenalkan teknologi kepada anak. 

Dari pemikiran Ki Hajar Dewantara saya mengerti bahwa anak memiliki potensi yang beragam. Tanpa memandang anak sebagai pribadi yang harus bisa di segala mata pelajaran, namun saya sebagai pendidik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan selama ini. Dimana minat siswa dan kelemahan/persoalan dalam pembelajaran haruslah di amati. Dengan demikian anak akan bahagia mendapat pembelajaran dan merasa merdeka lahir dan batin. Hal-hal yang akan saya terapkan setelah mengetahui pemikiran pembelajaran Ki Hajar Dewantara adalah:

  1. Selalu mengingat bahwa anak memiliki potensi yang beragam
  2. Mengetahui permasalahan anak dalam pembelajaran dengan menerapkan kesepakatan kelas melalui forum diskusi kelas.
  3. Menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi.
  4. Menerapkan kesabaran karena dalam proses belajar harus memerdekakan siswa dalam pembelajaran yang berhamba kepada murid
  5. Melakukan refleksi setelah kegiatan pembelajaran agar pembelajaran berikutnya lebih baik lagi
      Anak adalah pribadi unik yang perlu diberikan pendidikan dan pengajaran. Dalam memberikan pendidikan dan pengajaran harus membuat anak merdeka lahir batin dan bahagia. Kodrat alam dan kodrat zaman harus selalu di ingat untuk pendidikan dan pengajaran kepada anak. Sehingga penerapan sosiokultural budaya bangsa selalu diwariskan. Jadilah pendidik yang menerapkan semboyan Ki Hajar Dewantara
“Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COBA

 aku suka