Rabu, 30 November 2022

REFLEKSI PEMBELAJARAN ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.2. NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

 


NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Nilai-nilai Guru Penggerak antara lain Berpusat pada Murid, Nilai Mandiri, Nilai Reflektif, Nilai Kolaboratif, Nilai Inovatif

Peran Guru Penggerak diantaranya Pemimpin Pembelajaran, Menjadi Coach Bagi Guru Lain, Mendorong Kolaborasi, Mewujudkan Kepemimpinan Murid, Menggerakkan Komunitas Praktisi, Berpihak pada Murid

Nilai Berpusat pada Murid
Nilai ini mensyaratkan bahwa seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan murid, terus memberdayakan dirinya serta memanfaatkan asset/kekuatan yang ada untuk menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang positif serta berkualitas bagi muridnya. Memahami karakteristik setiap siswa dan mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sesuai minat dan bakat siswa. Misalnya menumbuhkan motivasi intrinsik siswa dikelas yaitu dengan memberikan reward yang positif dari hasil yang  dikerjakan, memberikan semangat untuk belajar dari tokoh inspirasi teladan, membiasakan tampil kedepan untuk menguji ketahanan mental anak dengan menjadi pemimpin didepan kelas. Menciptakan desain pembelajaran yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran, pembelajaran differensiasi akan menghasilkan hasil belajar siswa yang optimal.

Nilai Mandiri
Pendidik yang termotivasi untuk mengembangkan dirinya tanpa harus diperintah, tergerak untuk melakukan perbaikan diri demi meningkatkan kualitas kinerja dan hasil kerja. Guru yang mampu memotivasi diri sendiri untuk melakukan perubahan baik untuk diri sendiri atau lingkungan. Mengembangkan diri baik secara mandiri maupun adanya tugas dari sekolah. Contoh peran sebagai seorang guru yang mandiri, yaitu mengikuti berbagai macam kegiatan untuk mengikuti pelatihan atau workshop sehingga dapat meningkatkan kemampuan sebagai seorang guru. Baik kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang inovatif dan berpihak pada murid maupun kemampuan di bidang lainnya. Kegiatan atau pelatihan yang diselenggarakan oleh kemendikbudristek secara daring seperti guru belajar dan berbagi yang bisa diikuti untuk meningkatkan kompetensi. Aktif mengikuti kegiatan MGMP, mengikuti webinar terkait dengan pembelajaran maupun peningkatan konten materi.

Nilai Reflektif
Guru yang memiliki nilai Reflektif senantiasa memaknai setiap pengalaman sebagai pembelajaran yang menuntun dirinya dan terus mengupayakan perbaikan kualitas kinerja dan hasil kerjanya serta menjadikan refleksi sebagai kebutuhan. Sebagai seorang guru diharapkan memiliki nilai reflektif, yaitu mampu dan selalu melakukan evaluasi terhadap setiap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Mampu menerima masukan dan berpikir terbuka sehingga bisa mengembangkan sikap positif dan menciptakan perubahan yang lebih baik. Seorang guru harus mampu merefleksikan pengalaman baru yang terjadi di sekeliling dan menjadikan bahan perbaikan untuk kegiatan mendatang. Sebagai seorang guru, harus melakukan reflektif dari setiap pembelajaran yang dilakukan. Meminta tanggapan siswa dan teman sejawat dari pembelajaran yang sudah dilakukan sebagai bahan perbaikan dari pembelajaran berikutnya.

Nilai Kolaboratif
Nilai ini menekankan pada kemampuan untuk membangun hubungan yang positif yang berbentuk komunikasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan di lingkungan sekolah untuk mengembangkan dan menciptakan proses pembelajaran yang  baik. Sebagai guru yang memiliki nilai kolaboratif harus menjunjung tinggi kepentingan bersama. Nilai kolaboratif yang dilakukan adalah berdiskusi dengan teman rekan sejawat dalam mendesain media pembelajaran, melakukan refleksi pembelajaran dengan rekan sejawat, terutama terhadap rekan sesama guru mapel, dan mengajak rekan guru untuk menerapkan pembelajaran yang memerdekakan murid serta berbagi ilmu dalam mendesain  media pembelajaran yang menarik yang sudah dipelajari

Nilai Inovatif
Seorang guru yang inovatif yaitu yang selalu memiliki gagasan segar dan tepat guna, memiliki pandangan yang luas, pantang menyerah dan jeli melihat peluang yang ada disekitarnya untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pembelajaran murid. Dari hasil evaluasi dan refleksi di setiap pembelajaran dijadikan bahan perbaikan pembelajaran berikutnya. Mampu mendesain pembelajaran dengan menggunakan model atau metode yang inovatif sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Melakukan inovasi dalam pembelajaran yang berpihak pada murid untuk mewujudkan merdeka belajar seperti melakukan pembelajaran dengan game agar siswa gembira dalam belajar.

Sabtu, 19 November 2022

REFLEKSI PEMBELAJARAN ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.1. REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL KI HADJAR DEWANTARA


REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL KI HADJAR DEWANTARA

Pendidikan di Indonesia pada zaman penjajahan awalnya hanya untuk mengenal baca dan tulis. Kemudian berubah menjadi pendidikan untuk bagian kepegawaian yang bertujuan untuk admistrasi perkantoran. Pada zaman ini juga adanya pendidikan untuk perdagangan. Sehingga oleh Ki Hajar Dewantara Pendidikan beralih fungsi bagi siapa saja dengan didirikannya sekolah Taman Siswa. 

Dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara terdapat kata tiga semboyan yaitu; Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Ki hajar Dewantara berpendapat bahwa anak mendapat pendidikan dan pengajaran harus selalu tetap bahagia. Karena beliau percaya bahwa anak memiliki kemampuan atau potensi yang harus di kembangkan. Dalam pengembangan potensi inilah anak harus di tuntun. Ibarat kertas kosong sebagai manusia dewasa kita tidak boleh sesuka hati untuk menggambarkan keinginan kita pada anak. 

Sebagai seorang pendidik dalam penerapan Ing Ngarso Sung Tulodho guru sebagai teladan yang memberikan contoh. Salah satu contohnya adalah sikap dan perilaku yang diberikan guru terhadap anak didik dalam menyampaikan pembelajaran. Konsep Ing Madya Mangun Karso yakni guru berada di tengah memberikan semangat kepada siswanya. Selain itu juga guru mengetahui kelemahan siswa dalam pembelajaran yang di hadapinya. Tut Wuri Handayani berarti guru berada di belakang yang mendorong dan memberikan motivasi kepada siswa agar mencapai tujuan hidupnya. 

Dengan demikian  pendidikan dan pengajaran harus sejalan. Ibarat seorang petani yang menanam benih maka ia juga harus merawat benih tersebut dengan kasih sayang. Perhatian dengan melihat kondisi air, tanah dan nutrisi yang di perlukan oleh benih, membuat benih tersebut tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Begitupun juga Pendidikan, harus berhamba kepada anak. Artinya kita sebagai pendidik mengetahui apa yang menjadi minat dan bakat anak didik tanpa memaksakan kehendak kita. Kita memfasilitasi anak untuk mencapai pembelajaran yang bahagia. Tentu saja itu tidak mudah, maka harus diperlukan kesabaran. 

Pendidikan dan pengajaran juga tak lupa dihubungkan dengan sosiokultural. Hal ini penting karena bangsa Indonesia memiliki warisan budaya beraneka ragam. Warisan budaya ini mencerminkan sifat Bhineka Tunggal Ika  dimana kita harus menghormati setiap perbedaan yang ada. Salah satu penerapan sosiokultural budaya adalah dengan mengenalkan anak terhadap budaya daerah tempat tinggalnya. Pembelajaran kebudayaan yang dimasukkan dalam mata pelajaran dapat menuntun siswa untuk menggali warisan budaya. 

Selain itu anak juga harus dididik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam yang dicapainya sudah ada sejak pembelajaran dari rumah yakni di dalam keluarga. Rasa kasih sayang di keluarga juga merupakan pembelajaran bagi anak. Namun anak juga harus disesuaikan pembelajarannya dengan zaman abad 21. Pengenalan teknologi kepada anak juga diperlukan agar anak tidak salah dalam pemakaian teknologi. Artinya anak tidak dikuasai oleh teknologi namun anaklah yang mampu menguasai teknologi. Oleh karena itu pembelajaran di kelas juga sebaiknya menggunakan dan mengenalkan teknologi kepada anak. 

Dari pemikiran Ki Hajar Dewantara saya mengerti bahwa anak memiliki potensi yang beragam. Tanpa memandang anak sebagai pribadi yang harus bisa di segala mata pelajaran, namun saya sebagai pendidik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan selama ini. Dimana minat siswa dan kelemahan/persoalan dalam pembelajaran haruslah di amati. Dengan demikian anak akan bahagia mendapat pembelajaran dan merasa merdeka lahir dan batin. Hal-hal yang akan saya terapkan setelah mengetahui pemikiran pembelajaran Ki Hajar Dewantara adalah:

  1. Selalu mengingat bahwa anak memiliki potensi yang beragam
  2. Mengetahui permasalahan anak dalam pembelajaran dengan menerapkan kesepakatan kelas melalui forum diskusi kelas.
  3. Menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi.
  4. Menerapkan kesabaran karena dalam proses belajar harus memerdekakan siswa dalam pembelajaran yang berhamba kepada murid
  5. Melakukan refleksi setelah kegiatan pembelajaran agar pembelajaran berikutnya lebih baik lagi
      Anak adalah pribadi unik yang perlu diberikan pendidikan dan pengajaran. Dalam memberikan pendidikan dan pengajaran harus membuat anak merdeka lahir batin dan bahagia. Kodrat alam dan kodrat zaman harus selalu di ingat untuk pendidikan dan pengajaran kepada anak. Sehingga penerapan sosiokultural budaya bangsa selalu diwariskan. Jadilah pendidik yang menerapkan semboyan Ki Hajar Dewantara
“Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.

COBA

 aku suka